Generasi Milenial & Gen Z Terobsesi dengan Kopi dan Aesthetic?
3 mins read

Generasi Milenial & Gen Z Terobsesi dengan Kopi dan Aesthetic?

Mengapa Gen Z dan Milenial terobsesi kopi & aesthetic karena kopi kini jadi simbol gaya hidup, self-reward, penunjang produktivitas, serta sarana diri dan konten media sosial di kafe unik yang instagramable. Kafe menjadi ruang sosial ketiga yang nyaman untuk nongkrong, belajar, atau kerja.

Alasan Obsesi Kopi & Aesthetic

1. Identitas Diri & Gaya Hidup

Obsesi kopi & aesthetic mendorong Gen Z & Milenial membangun identitas diri, gaya hidup sosial, dan ekspresi di media sosial, di mana kedai kopi menjadi “ruang ketiga” yang instagramable untuk aktualisasi, produktivitas, dan prestise. Kopi bukan hanya sekedar minuman, tapi ritual yang merefleksikan kepribadian anak muda zaman sekarang. Nilai (kerlanjutan/kesehatan), dan kebutuhan relaksasi di dunia digital yang cepat.

2.  Penghargaan Diri & Perawatan Diri

Gen Z & Milenial menjadikan kopi untuk self-reward (mengapresiasi diri dan simbol gaya hidup) dan self-care (me-time, pelepas stres, dan kesehatan mental). Melalui personalisasi minuman, suasana kafe yang intagramable, hingga kopi menjadi minuman untuk memotivasi dan menyeimbangkan tekanan hidup anak muda di kehidupan sekarang.

3. Produktivitas & Fokus

Kopi dapat membantu Gen Z & Milenial untuk meningkatkan fokus & produktivitas (energi), dan suasana hati (mood) melalui kafein, serta menjadi media sosialisasi dan ritual yang mendukung kesehatan mental. Kafein menstimulasi neurotransmiter seperti dopamin, juga dapat membantu menyelesaikan tugas dan menghadapi tekanan kerja/kuliah.

4. Pengalaman & Konten Medsos

Gen Z & Milenial menjadikan kopi sebagai gaya hidup, ekspresi diri, dan konten medsos (estetika, self-reward, sosialisasi), dengan Gen Z lebih fokus pada pengalaman unik/praktis dan nilai sosial. Sementara Milenial suka kualitas & pengalaman unik, pengalaman meliputi kafe intagramable, tempat produktif, dan inovasi rasa kopi.

5. Ruang Ketiga

Kopi menjadi “ruang ketiga” bagi Gen Z & Milenial karena kafe kopi berfungsi sebagai tempat bersosialisasi bagi para anak muda, contohnya seperti membahas pekerjaan, membahas pelajaran bersama teman sekolah, ekspresi diri (konten medsos), membangun komunitas, hingga sarana self-reward yang nyaman dan aesthetic.

6. Melatih Inovatif 

Kopi menjadi tren inovasi bagi para Gen Z & Milenial, meliputi cold brew/kopi dingin, minuman fungsional, & sehat (fruity/rendah gula), kopi instan inovatif, kopi susu kekinian (gula aren/boba), kafe estetis & instagramable, serta kopi rumahan. Gen Z suka kepraktisan & pengalaman sosial seperti (nongkrong/membuat konten), sementara milenial lebih menghargai kualitas & rasa unik pada kopi.

7. Estetika Sebagai Ekspresi

Eatetika kopi bagi anak muda adalah sebagai bentuk ekspresi diri mulai gaya hidup, dari kafe intagramable, self-reward, hingga kopi fungsional/praktis, menjadikan kopi lebih dari sekedar minuman, melainkan identitas sosial dan pengalaman unik. Milenial juga cenderung mencari kualitas & pengalaman unik. Sementara Gen Z lebih fleksibel, memadukan nilai sosial, estetika visual, dan kepraktisan (kafe kopi, kopi gerobak/instan).

8. Kopi Lokal vs Kopi Internasional

Hal lain yang bikin menarik dari kopi di kalangan anak muda adalah meningkatnya apresiasi terhadap kopi lokal. Bukan cuma Starbucks atau brand internasional lainnya, tapi banyak anak muda yang mulai melirik kopi Nusantara yang punya rasa unik dan khas. Dari Gayo sampai Toraja, kopi lokal makin banyak di cari, bahkan ada yang tertarik belajar manual brew sendiri untuk ngerasain cita rasa asli biji kopi Indonesia. Selain lebih autetnik, dukung kopi lokal juga berarti support kita terhadap petani kopi dan industri kreatif di tanah air.

Baca Juga: Rekomendasi Makanan Lezat di Indonesia yang Mendunia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *